Kamis, 14 September 2017

MEMBANGUN JEJARING KERJA (KEMITRAAN)

MEMBANGUN JEJARING KERJA (KEMITRAAN) 
oleh : Dwi Nuryati IIID STPP Magelang Jurluhnak
tanggal : 15 September 2017
A. Hakikat Jejaring Kerja (Kemitraan) 
     Dalam era globalisasi, adalah suatu kenyataan bahwa tidak ada satu entitas yang mampu berdiri sendiri terpisah dari entitas yang lain. Secara garis besar, kita sangat membutuhkan Jejaring Kerja (networking) untuk menjadikan kehidupan kita lebih sukses. Agung Sudjatmoko (2009) menyatakan bahwa sukses atau gagalnya seseorang karena pilihan hidupnya sangat tergantung pada garis tangan dan campur tangan. Garis tangan terkait dengan nasib seseorang yang telah digariskan oleh Sang Kholik, sedangkan campur tangan merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapat dukungan dari orang lain. Demikian pula LKP, jika mau dikatakan professional maka sudah semestinya semua program terkoneksi dengan berbagai sumber dalam suatu Jejaring Kerja (networking). Meskipun kita berada di era modern, dimana segala sesuatu dapat dikendalikan dengan tehnologi mutakhir, tetapi kesuksesan lembaga atau organisasi masih sangat bergantung pada keberhasilan menciptakan Jejaring Kerja (networking). Dengan kata lain, menjalin hubungan sosial dengan siapa pun menjadi bagian penting dalam segala aktivitas kehidupan LKP sebagai lembaga yang berbasis keswadayaan. 
 1. Pengertian Jejaring Kerja (Kemitraan)
     Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Pendapat senada disampaikan Agung Sudjatmoko dalam bukunya yang berjudul Cara Cerdas Menjadi Pengusaha Hebat bahwa ”kemitraan bisnis merupakan kerjasama terpadu antara dua belah pihak atau lebih, secara serasi, sinergis, terpadu, sitematis dan memiliki tujuan untuk menyatukan potensi bisnis dalam mengahasilkan keuntungan yang optimal”. Pengertian tersebut diatas tidak jauh berbeda dengan pendapat Dr. Frank Minirth dalam bukunya berjudul You Can. Ia mengungkapkan bahwa Jejaring Kerja adalah seni berkomunikasi satu sama lain, berbagi ide, informasi dan sumber daya untuk meraih kesuksesan individu ataupun kelompok. “networking is a process of getting together to get ahead. It is the building of mutually beneficial relationship”.– Networking adalah proses kebersamaan. Selain itu networking merupakan jalinan hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan, tandasnya. Secara garis besar dalam membangun Networking haruslah berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan komunikasi dua arah. 
2. Hakekat Membangun Jejaring Kerja (Kemitraan)
   Membangun Jejaring Kerja (kemitraan) pada hakekatnya adalah sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau kesepakatan guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa membangun Jejaring Kerja (kemitraan) dapat dilakukan jika pihak-pihak yang bermitra memenuhi persyaratan berikut: 3 Membangun Jejaring Kerja (Kemitraan) [ Modul 5] Pelatihan Manajemen Lembaga Kursus Berbasis Masalah Lapangan a. Ada dua pihak atau lebih organisasi/lembaga b. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. c. Ada kesepakatan/kesepahaman d. Saling percaya dan membutuhkan e. Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.


B. Pentingnya Membangun Jejaring Kerja (Kemitraan) 
    Mengapa membangun Jejaring Kerja menjadi sangat penting baik secara individu atau organisasi termasuk LKP? LKP tidak bisa eksis ditengah tingkat persaingan yang begitu berat tanpa membangun Jejaring Kerja. Hal ini disebabkan karena: 
1. Sumber Daya LKP terbatas; masih banyak LKP yang memiliki keterbatasan sumber daya seperti kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas atau sarana-prasarana dan keuangan (permodalan). Keterbatasan ini mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan LKP. Untuk itu, LKP perlu menjalin kemitraan (sharing) sumber daya dengan berbagai pihak untuk meningkatkan mutu layanan. 
2. Tersedianya berbagai potensi sumber daya di masyarakat yang dapat disinergikan dengan LKP; di masyarakat tersedia berbagai sumber daya yang cukup potensial tetapi belum diberdayakan secara optimal oleh LKP. LKP tidak bisa hanya mengandalkan campur tangan pemerintah semata, tetapi harus mampu mengakses semua sumber-sumber di masyarakat sesuai dengan spirit/jiwa LKP itu sendiri yakni keswadayaan/kemandirian. Kedepan LKP diarahkan untuk menjadi sebuah lembaga dengan tingkat kemandirian yang tinggi dan dikelola secara professional dan berorientasi profit. LKP bisa memiliki tingkat kemandirian (indepndency) yang tinggi apabila mampu memberdayakan segenap sumber daya di masyarakat melalui pola kemitraan. 
3. Tingginya kesenjangan kompetensi antara lulusan LKP dengan kebutuhan pasar kerja; sebagian besar lembaga kursus belum memiliki akses yang luas dengan dunia usaha dan industri (dudi). Lemahnya link dengan dunia usaha dan industri menyebabkan kesenjangan kompetensi yang semakin lebar antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan pasar sehingga banyak lulusan lembaga kursus yang tidak terserap ke dunia kerja 4 [ Modul 5] Membangun Jejaring Kerja (Kemitraan) Pelatihan Manajemen Lembaga Kursus Berbasis Masalah Lapangan 
4. Adanya kecenderungan (trend) kebutuhan pasar kerja yang selalu berubah mengikuti perubahan masyarakat; kebutuhan pasar kerja dari waktu-kewaktu terus berkembang mengikuti perkembangan masyarakat. Informasi kecenderungan (trend) kebutuhan pasar kerja menjadi sangat berharga bagi LKP dalam rangka pengembangan program kursus yang inovatif dan laku di pasaran. 
5. Masih banyak LKP yang jumlah peserta didiknya terus menurun dari waktu ke waktu; Tingkat persaingan antar LKP untuk merebut pasar semakin ketat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah peserta didik LKP bisa membangun jaringan dengan mitra kerja seperti sekolah-sekolah, perkantoran , perusahaan. 
6. Masih banyak LKP yang kesulitan mendapatkan job order; LKP yang mampu memberikan layanan pasca pembelajaran dengan menyalurkan lulusan kedunia kerja akan menjadi pilihan pertama masyarakat. Untuk itu, LKP perlu membangun kemitraan dengan berbagai lembaga atau instansi dan dudi untuk mendapatkan job order


sumber: wartanto.2010.MEMBANGUN JEJARING KERJA (KEMITRAAN).http://www.infokursus.net/download/2704101411Modul_5_Diklat_Manajemen_Kursus.pdf.15September2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar