diposkan oleh : Dwi Nuryati
Tanggal : 04 Januari 2017
ANALISIS PELUANG PASAR
ANALISIS SWOT TERNAK KAMBING PERAH
DISUSUN OLEH :
Dwi Nuryati (06.2.4.16.772)
SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN AKADEMIK
2016
LATAR BELAKANG
Kambing merupakan ternak ruminansia
kecil yang kegunaan dan manfaatnya disamping dapat memenuhi kebutuhan protein
hewani untuk masyarakat, produk lainnya juga bisa dimanfaatkan sesuai dengan
komoditas yang dihasilkan oleh ternak tersebut. Lebih lanjut dijelaskan bahwa,
sebagai sumber daya, jenis ternak ini dapat menghasilkan beberapa komoditas
diantaranya berupa ternak hidup dari hasil reproduksi, daging, susu, maupun
limbah kotoran ternak yang banyak manfaatnya bagi usaha budi daya pertanian
tanaman pangan.
Ternak kambing perah mempunyai peranan sangat penting bagi
peternak ataupun masyarakat yaitu sebagai penghasil susu (protein hewani).
Ternak kambing perah merupakan komponen peternakan rakyat yang cukup potensial sebagai
penyedia susu.
Pada kenyataannya, usaha peternakan kambing
tidak berkembang pesat sebagaimana perkembangan usaha di bidang peternakan yang
lain, misalnya unggas. Produk susu ternak kambing sebenarnya telah mendapat posisi pasar yang mantap.
Walaupun dilihat dari segala aspek, budidaya ternak ini tampaknya sangat menjanjikan,
kenyataan bahwa kegiatan bisnis budidaya ternak kambing belum banyak
dikembangkan. Hal ini
dikarenakan produksi susu kambing lebih rendah daripada produksi susu hewan
ruminansia lainnya. Keadaan ini membutuhkan pengkajian
mengenai peluang dan kendala perkembangan usaha budidaya ternak kambing di
Indonesia. Menyatakan bahwa usaha pengembangan agribisnis ternak kambing tidak
bisa dititik beratkan pada salah satu aspek mengingat agribisnis merupakan
suatu system yang di dalamnya terdapat sinergi yang saling mengkait dari
berbagai subsistem. Oleh karena itu, penentuan strategi terhadap
subsistem-subsistem yang ada dalam agribisnis peternakan kambing dilakukan
dengan pendekatan SWOT .
SUBSISTEM BIBIT DAN SARANA PRODUKSI
Dalam usaha budidaya ternak kambing maka
sarana produksi utama yang harusnya tersedia adalah bibit ternak, Hijauan
Makanan Ternak (HMT), konsentrat dan obat ternak (Bambang, 2009). Dengan
menggunakan pendekatan SWOT, dengan aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Kekuatan (Strenght)
-
Daya
adaptasi ternak kambing perah terhadap lingkungan bagus.
-
Susu
kambing mempunyai khasiat yang banyak, sehingga banyak diminati.
-
Tenaga
kerja tersedia dengan mudah, karena masih banyak masyarakat desa yang
membutuhkan lapangan pekerjaan.
-
Ketersediaan
lahan untuk ternak ruminansia kecil.
-
Ketersediaan
pakan hijauan yang mencukupi.
-
Limbah ternak
kambing perah dapat digunakan sebagai pupuk pertanian.
-
Peningkatan
produksi susu dapat dilakukan dengan pemberian pakan tambahan.
2. Kelemahan (Weakness)
-
Sebagian
sistem pemeliharaan masih tradisional dengan skala kecil dengan tenaga kerja
keluarga.
-
Kurangnya
sumber daya manusia dalam pemanfaatan teknologi yang canggih untuk produksi ternak
kambing perah.
-
Keterbatasan
modal yang dimiliki peternak.
-
Sarana
promosi masih kurang.
-
Timbulnya bau kotoran kambing yang mengganggu kenyamanan
masyarakat sekitar.
3. Peluang (Oppoturnity)
-
Permintaan
susu kambing terus meningkat.
-
Adanya
modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi peternak kecil dan menengah.
-
Perkembangan
usaha ternak kambing komersial masih kurang.
-
Perkembangan
teknologi pakan tambahan.
-
Transportasi
yang memadai.
4. Ancaman
(Threats)
-
Adanya ancaman penyakit ternak, seperti bloat (kembung),
scabies (kudis/kurap).
-
Alih fungsi
lahan pertanian menjadi lahan perumahan.
-
Fluktuasi harga pakan jadi, contohnya dedak, ampas tahu, konsentrat,
onggok.
-
Adanya pesaing baru /competitor.
5. Kekuatan
– Peluang (Strenght – Oppoturnity)
-
Intensifikasi
sistem pemeliharaan.
-
Pemanfaatan
teknologi pengolahan pakan buatan.
6. Kekuatan
– Ancaman (Strenght – Threats)
-
Pelaksanaan
sanitasi dan vaksinasi secara rutin.
-
Penerapan
pemeliharaan berbasis integrasi pertanian.
-
Meningkatkan kualitas pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
cepat kambing.
7. Kelemahan
– Peluang (Weakness – Oppoturnity)
-
Pelatihan
peternak mengenai pengolahan pakan dan manajemen kandang
-
Memberi
dukungan modal usaha dengan bunga rendah.
-
Melakukan banyak promosi dengan cara dari mulut ke mulut, membuat
kartu nama sehingga pelanngan /konsumen mudah menghubungi, membuat papan
spanduk supaya lebih mudah di kenal oleh masyarakat.
8. Kelemahan
– Ancaman (Weakness – Threats)
-
Mempersiapkan
cara preventif untuk mencegah penyebaran wabah penyakit.
-
Lebih berhati-hati dalam pemberian pakan agar tidak terjadi keracunan.
-
Menambah jumlah populasi
kambing untuk meningkatkan produksi susu.
Matrik SWOT untuk strategi pengembangan usaha ternak kambing :
Strenght
|
Weakness
|
|
Internal
|
-
Daya
adaptasi ternak terhadap lingkungan bagus.
-
Ketersediaan
lahan untuk ternak ruminansia kecil.
-
Ketersediaan
pakan hijauan yang mencukupi.
-
Limbah
ternak kambing perah dapat digunakan sebagai pupuk pertanian.
-
Peningkatan
produksi susu dapat dilakukan dengan pemberian pakan tambahan.
|
-
SDM
peternak yang lemah.
-
Keterbatasan
modal yang dimiliki peternak.
-
Sarana
promosi masih kurang.
-
Timbulnya bau kotoran kambing yang mengganggu
kenyamanan masyarakat sekitar.
|
Eksternal
|
-
Tenaga
kerja tersedia dengan mudah, karena masih banyak masyarakat desa yang
membutuhkan lapangan pekerjaan.
-
Susu
kambing mempunyai khasiat yang banyak, sehingga banyak diminati.
|
-
Sebagian sistem pemeliharaan masih tradisional dengan skala kecil
dengan tenaga kerja keluarga.
-
Kurangnya
sumber daya manusia dalam pemanfaatan teknologi yang canggih untuk produksi
ternak kambing perah.
|
LEMBAGA PEMASARAN
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu
yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke
konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.
Lembaga pemasaran muncul karena adanya keinginan
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu (time utility),
tempat (place utility), dan bentuk (form utility). Lembaga
pemasaran bertugas untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi
keinginan konsumen semaksimal mungkin. Imbalan yang diterima lembaga pemasaran
dari pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran adalah margin pemasaran (yang terdiri
dari biaya pemasaran dan keuntungan). Bagian balas jasa bagi lembaga pemasaran
adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pemasaran (Kamaludddin, 2008).
Kamaluddin (2008), Menyatakan bahwa
golongan lembaga pemasaran terdiri atas dua yaitu :
1.
Menurut Penguasaannya terhadap Komoditi yang Diperjual Belikan
Menurut
penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan, lembaga pemasaran dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
·
Lembaga yang tidak
memiliki komoditi, tetapi menguasai komoditi, seperti agen dan perantara, makelar
(broker, selling broker, dan buying broker).
·
Lembaga yang memiliki
dan menguasai komoditi-komoditi yang dipasarkan, seperti: pedagang pengumpul,
tengkulak, eksportir, dan importir.
·
Lembaga pemasaran yang
tidak memiliki dan menguasai komoditi yang dipasarkan, seperti
perusahaan-perusahaan yang menyediakan fasilitas transportasi, asuransi
pemasaran, dan perusahaan yang menentukan kualitas produk pertanian (surveyor).
2.
Berdasarkan
Keterlibatan dalam Proses Pemasaran
Berdasarkan
keterlibatan dalam proses pemasaran, lembaga pemasaran terdiri dari:
·
Tengkulak,
yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani.
Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun
kontrak pembelian.
·
Pedagang
pengumpul, yaitu lembaga pemasaran yang menjual
komoditi yang dibeli dari beberapa tengkulak dari petani. Peranan pedagang
pengumpul adalah mengumpulkan komoditi yang dibeli tengkulak dari
petani-petani, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran seperti
pengangkutan.
·
Pedagang besar,
untuk lebih meningkatkan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran maka jumlah
komoditi yang ada pada pedagang pengumpul perlu dikonsentrasikan lagi oleh
lembaga pemasaran yang disebut pedagang besar. Pedagang
besar juga melaksanakan fungsi distribusi komoditi kepada agen dan pedagang
pengecer.
·
Agen
penjual, bertugas dalam proses distribusi
komoditi yang dipasarkan, dengan membeli komoditi dari pedagang besar dalam
jumlah besar dengan harga yang realtif lebih murah.
·
Pengecer
(retailers), merupakan lembaga pemasaran yang
berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer merupakan ujung tombak dari suatu
proses produksi yang bersifat komersil. Artinya kelanjutan proses produksi yang
dilakukan oleh produsen dan lemabaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dengan
aktivitas pengecer dalam menjual produk ke konsumen. Oleh sebab itu tidak
jarang suatu perusahaan menguasai proses produksi sampai ke pengecer.
SALURAN PEMASARAN
Penyaluran
barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen terlibat satu sampai beberapa
golongan pedagang perantara. Pedagang perantara ini dikenal sebagai saluran
tataniaga (marketing Chanel).
Tegasnya saluran tataniaga terdiri dari pedagang perantara yang membeli dan
menjual barang dengan tidak menghiraukan apakah mereka itu memiliki barang
dagangan atau hanya bertindak sebagai agen dari pemilik barang (Hanafiah dan
Saefuddin, 1986).
Kotler,
P (1989) menyatakan bahwa saluran distribusi pemasaran dapat dikararteristik
dengan jumlah tingkat saluran. Setiap perantara yang menjalankan pekerjaan
tertentu untuk mengalihkan produk dan kepemilikannya agar lebih mendekati
pembeli akhir disebut sebagai tingkat saluran. Karena produsen dan pelanggan
akhir melakukan kerja sama, maka keduanya merupakan bagian dari setiap saluran
pemasaran. Dalam pemasaran terdapat empat kegiatan saluran distribusi yaitu :
a.
Saluran
I : Produsen – Konsumen
Saluran Pemasaran I, Ternak kambing perah yang dijual oleh peternak langsung ke konsumen,
sehingga pada saluran ini tidak terdapat pedagang perantara.
|
||||||
|
||||||
Pada skema diatas
dapat dilihat bahwa saluran pemasaran I, ternak kambing perah dari peternak langsung dijual ke konsumen akhir.
Model saluran pemasaran ini merupakan
saluran pemasaran langsung, dimana saluran pemasaran ternak kambing perah tersebut tidak ada pedagang perantara yang terlibat.
Hal ini sesuai pendapat Rasyaf (1996) yang menyatakan bahwa secara prinsip
jalur pemasaran langsung yaitu pemasaran yang ditujukan ke konsumen akhir tanpa
adanya pedagang perantara.
Pada saluran ini pada umumnya dilakukan di tempat
produksi kambing tersebut, dimana konsumen langsung mendatangi peternak.
Konsumen ini umumnya warga sekitar lokasi peternakan
yang membeli susu
untuk konsumsi pribadi.
b.
Saluran
II : Produsen – Pengecer – Konsumen
Saluran
pemasaran II merupakan saluran pemasaran yang menggunakan dua pedagang
perantara yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Dimana saluran
pemasaran ini di mulai dari peternak ke pedagang pengumpul dan selanjutnya
pedagang pengecer dan terakhir konsumen.
Pada skema di atas dapat dilihat bahwa saluran pemasaran ternak kambing perah
dari Peternak ke konsumen akhir melalui beberapa pedagang perantara yaitu
pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Hal
tersebut menunjukkan bahwa untuk sampai ke konsumen, susu kambing melalui dua
pedagang perantara. Hal ini sesuai pendapat Rasyaf (1996) yang menyatakan bahwa
jalur tidak langsung yaitu saluran pemasaran melalui lembaga-lembaga pemasaran
seperti pedagang pengumpul, pasar modern, pasar tradisional dan pedagang
pengecer. Seperti
halnya dengan konsumen pada saluran pemasaran I, saluran pemasaran II ini
konsumen membeli susu
kambing untuk konsumsi pribadi.
c.
Saluran
III : Produsen – Pedagang Besar – Pengecer
– Konsumen
Pada saluran pemasaran III, ternak kambing
dipasarkan di luar lokasi peternakan. Untuk saluran
pemasaran III, lembaga pemasaran yang terlibat semakin banyak. Adapun lembaga
pemasaran yang terlibat dalam pemasaran III yaitu pedagang pengumpul, pedagang
besar dan pedagang pengecer.
|
|||||||||||
|
|||||||||||
Pada skema diatas dapat dilihat bahwa saluran pemasaran susu
kambing tersebut melalui jalur pemasaran tidak langsung, dimana susu kambing
yang dipasarkan ke konsumen melalui beberapa lembaga yaitu susu kambing dari
peternak dibeli oleh pedagang pengumpul kemudian pedagang pengumpul menjual
kepada pedagang besar dan selanjutnya pedagang besar menjual ke pedagang
pengecer untuk dijual kembali ke konsumen akhir.
Panjang
pendeknya saluran tataniaga yang dilalui tergantung dari beberapa faktor,
antara lain :
1. Jarak
antara produsen ke konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan konsumen
biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.
2. Cepat
tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima
konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
3. Skala
produksi. Bila produksi langsung dalam ukuran-ukuran kecil maka jumlah produk
yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal ini tidak menguntungkan bila produsen
langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran pedagang
perantara diharapkan dan demikian saluran yang akan dilalui produk cenderung
panjang.
4. Posisi
keungan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran tataniaga.
Pedagang yang posisi keuangan (modalnya) kuat akan dapat melakukan fungsi
tataniaga lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang posisi modalnya lemah.
Dengan kata lain, pedagang yang memiliki modal kuat cenderung memperpendek
saluran tataniaga (Hanafiah dan Saefuddin, 1986)
Jejak penyaluran
barang dari produsen ke konsumen akhir di sebut saluran pemasaran jenis dan kerumitan
saluran pemasaran berbeda-beda sesuai dengan komoditinya. Pasar kaki lima
merupakan saluran pemasaran yang paling sederhana, dari produsen langsung ke
konsumen. Tetapi, kebanyakan produk diproses lebih lanjut pada tingkat saluran
pemasaran yang berbeda dan melalui banyak perusahaan sebelum mencapai konsumen
akhir (Downey dan Erikson, 1992)
STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran (Marketing Strategy) adalah gambaran besar mengenai hal yang akan dilakukan oleh suatu usaha agribisnis di suatu
pasar. Strategi penjualan ternak kambing
perah:
-
Dengan
mempromosikan susu di tempat-tempat keramaian seperti acara pertemuan.
-
Penjualan
antara penjual dan pembeli dilakukan secara tatap muka lagsung.
-
Lokasi
pemerahan harus bersih agar susu yang dihasilkan berkualitas untuk kualitas dan
kepuasan konsumen
-
Kemasan
atau wadah yang digunakan harus di
desain semenarik mungkin agar diminati oleh konsumen.
-
Mengolah
susu dengan berbagai macam rasa.
-
Agar susu
dapat bertahan lebih lama maka di buat strategi pembuatan susu bubuk.
-
Pemasaran
secara online.
Startegi Pemasaran dengan 4P
a)
Produck
(produk)
Barang atau jasa untuk kebutuhan target.
Contoh : Susu cair dan susu bubuk.
b)
Place
(tempat)
Tempat untuk meraih target
pemasaran.
Contoh : Pasar
c)
Promotion
(promosi)
Memberi tahu dan menjual kepada pelanggan.
Contoh :
-
Tatap
muka langsung dengan pembeli
-
Iklan
melalui media online
-
Pemasangan
iklan melalui media cetak
d)
Price
(harga)
Menetapkan harga
jual barang sesuai dengan kualitas barang dan dapat dijangkau dengan konsumen.
Contoh :
-
Harga
susu kambing cair Rp. 30.000,-/liter
-
Harga
susu kambing bubuk Rp. 20.000,-/box @200 gr
KESIMPULAN
Dari kekuatan, kelemahan, ancaman serta peluang di atas maka dapat disimpulkan strategi pengembangan utama ternak kambing sebagai berikut :
1.
Pemeliharaan/Pengelolaan kambing dalam hal peningkatan
produksi susu merupakan hal yang wajib dilakukan, seperti memberikan pakan kambing
buatan dan nutrisi untuk ternak kambing perah.
2.
Mengadakan penyuluhan dan pendampingan kepada peternak/kelompok
peternak, agar para peternak mampu merawat kambing sehingga menghasilkan produk
susu yang berkualitas.
3.
Usaha peternakan kambing perah membutuhkan fasilitas dari
pihak pemerintah ataupun swasta khususnya dalam pengadaan modal kerja, inovasi
teknologi dan kelembagaan perusahaan swasta yang dapat mengendalikan masukan untuk
produksi pemasaran.
4.
Usaha
peternakan kambing perah dalam saluran pemasarannya melalui :
a.
Saluran I : Produsen – Konsumen
b.
Saluran II : Produsen – Pengecer – Konsumen
c.
Saluran III : Produsen – Pedagang Besar – Pengecer –
Konsumen
5.
Contoh
lembaga pemasaran :
a. Tengkulak
b. Pedagang
pengumpul
c. Pedagang
besar
d. Agen
penjual
e. Pengecer
(retailers)
6. Strategi Pemasaran yang digunakan adalah 4 P, yaitu :
a. Produck (produk)
b. Place (tempat)
c. Promotion (promosi)
d. Price (harga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar