Rabu, 11 Januari 2017

TUGAS ANALISIS PELUANG PASAR


Diposkan oleh: Dwi Nuryati


Description: D:\Matkul\Logo STPP.jpeg

DI SUSUN OLEH :
DWI NURYATI
NIRM: 06.2.4.16.772
SEMESTER 1D

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
TAHUN AKADEMIK 2016

BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
              Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia dinilai sangat baik dilihat dari pasar dalam negeri maupun luar negeri, jika ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, kapasitas produksi peternakan ayam ras petelur di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya (Abidin, 2003). Hal ini terlihat dari masih banyaknya perusahaan pembibitan, pakan ternak, dan obat-obatan yang masih berproduksi di bawah kapasitas terpasang. Artinya, prospek pengembangannya masih terbuka. Di sisi permintaan, saat ini produksi telur ayam ras baru mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri sebesar 65%. Sisanya dipenuhi dari telur ayam kampung, itik, dan puyuh. Meskipun potensi usaha budidaya ayam ras petelur sangatlah menarik, namun sejumlah tantangan bisa menjadi penghambat usaha yang bisa mengubah potensi keuntungan menjadi kerugian.
              Tantangan dan hambatan dalam usaha peternakan ayam ras petelur antara lain manajemen pemeliharaan yang lemah, fluktuasi harga produk, fluktuasi harga sarana produksi, tidak ada kepastian waktu jual, marjin usaha rendah, sarana produksi yang sangat tergantung pada impor dan persaingan global yang semakin ketat. Namun demikian, tantangan tersebut sebaiknya tidak membuat calon investor yang ingin berinvestasi di sektor budidaya ayam ras petelur mengurungkan niatnya, tetapi harus menjadi penuntun untuk mencari jalan pemecahan masalah. Salah satu pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem agribisnis, yang dapat membuat usaha peternakan ayam ras petelur tetap potensial dan berkembang.
              Peternakan skala apapun mempunyai modal usaha yang besar sebagai kekuatan (faktor internal) tetapi masih memiliki beberapa kelemahan salah satunya adalah harga telur yang lebih tinggi daripada harga telur dari luar daerah (untuk pasar di kab Magelang). Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu ancaman flu burung, mahalnya pakan ternak, dan tingginya persaingan untuk pasar , sedangkan untuk pasar kabupaten  cenderung stabil tetapi bila kedepan tidak ada strategi pemasaran yang tepat dikhwatirkan pangsa pasar di daerah tersebut juga direbut oleh pesaing. Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang dikenal bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti asam-asam amino yang lengkap dan seimbang, vitamin seperti vitamin A, B, D, E, 14 dan K serta mempunyai daya cerna yang tinggi. Telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium dan magnesium dalam jumlah yang cukup (Haryoto, 1996). Tabel 1. Kandungan gizi telur ayam ras
No
Zat Gizi
Telur Ayam
Telur Bebek
Telur Puyuh
1
Kalori (Kal)
162.00
189.00
149.80
2
Protein (g)
12.80
13.10
10.30
3
Lemak (g)
11.50
14.30
10.60
4
Karbohidrat (g)
0.70
0.80
3.30
5
Kalsium (mg)
54.00
56.00
49.00
6
Fosfor (mg)
180.00
175.00
198.00
7
Besi (mg)
2.70
2.08
1.40
8
Vit A (UI)
900.00
1,230.00
2,741.00
9
Vit B (mg)
0.10
0.18
10
Air (g)
74.00
70.00
             
              Struktur sebuah telur terdiri atas sel hidup yang dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen itu dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air tinggi, bersifat elastis dan dapat mengabsorpsi goncangan yang mungkin terjadi pada telur tersebut. Ketiga komponen tersebut merupakan bagian dalam dari telur yang dilindungi oleh kulit telur yang berfungsi untuk mengurangi kerusakan fisik dan biologis (Haryoto, 1996).
1.2.Rumusan Masalah
              Permasalahan dalam makalah  ini adalah sistem agribisnis yang seperti apakah yang paling sesuai bagi peternakan ayam ras petelur di daerah Kabupaten Magelang?
1.3.Tujuan Penelitian
              Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem agribisnis yang sesuai untuk diterapkan pada peternakan ayam ras petelur skala besar dalam merespon persaingan pasar terutama di Kabupaten Magelang.
BAB II PEMBAHASAN
2.1.  Agribisnis Peternakan Ayam Ras Skala Besar
              Subsistem agribisnis yang dimaksudkan menurut Downey dan Erickson,1992 ; 2005 adalah sebagai berikut :
2.1.1. Subsistem agribisnis hulu
              Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) usaha peternakan adalah industri-industri yang menghasilkan sarana produksi bagi peternakan, antara lain industri pembibitan hewan (breeding farm), industri pakan, industri obat-obatan/vaksin ternak, dan industri agro-otomotif (mesin dan peralatan peternakan), serta industri pendukungnya.
a)      Bibit
       Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikonsumsi. Pemeliharaan ayam bibit merupakan pemeliharaan ayam induk (parent stock) yang di pelihara bersama-sama pejantan (Sudaryani dan Sentosa, 2003).
       Industri pembibitan ayam (breeding farm and hatchery) menghasilkan anak ayam (DOC), sekarang ini terdapat beberapa perusahaan berskala besar yang memasok DOC pada peternak yang disalurkan langsung maupun melalui poultry shop.Peternak responden melakukan usaha peternakan ayam ras petelur, kebanyakan memperoleh bibit dari poltry shop dengan sistem pembayaran yang sesuai keinginan peternak. Hasil dilapangan menunjukkan semua peternakan ayam ras  melakukan pengadaan bibit dengan sistem pembayaran tunai, alasan mereka adalah dengan sistem tunai mereka mendapatkan harga bibit yang lebih murah dibandingkan sistem pembayaran kredit atau kemitraan.

b)      Pakan
              Seperti halnya bibit, industri pakan ternak juga berkembang dengan pesat, sudah banyak di Makassar atau bahkan di sekitar Kabupaten Sidrap ini yang menghasilkan pakan ternak ayam ras petelur dengan berbagai macam merk dagangnya.
c)      Vaksin dan Obat
       Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
·         Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
·         Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
       Berdasarkan hasil dilapangan diketahui bahwa banyak di kalangan peternak yang berpikir bahwa vaksin merupakan biaya yang cukup mahal, sehingga sering seadanya atau bahkan ditiadakan sama sekali. Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan karena program vaksinasi yang dilakukan secara benar akan menjaga kondisi kesehatan ayam dengan cara pembentukan antibody.
2.1.2. Subsistem usahatani (Teknis produksi)
Tata Laksana Pemeliharaan
              Faktor manajemen pemeliharaan yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan ayam tersebut diantaranya adalah kualitas bibit, sistem pemeliharaan, kandang dan peralatan. Masa awal atau lebih populer dalam bahasa asing masa starter merupakan masa anak ayam yang berumur 1 hari hingga 6–7 minggu. Masa ini merupakan masa menentukan bagi kehidupan selanjutnya. Pemeliharaan masa awal ini dipakai sistem brooder (induk pemanas). Semua peralatan dan perlengkapan harus dicuci dan disucihamakan terlebih dahulu dengan menggunakan Rhodalon. Air yang dicampur dengan desinfektan akan mematikan kuman-kuman yang ada di dalam dan di sekitar alat-alat.
Dari hasil pengamatan diketahui aktivitas harian pemeliharaan anak ayam sederhana saja. Prinsip utamanya hanya ketelitian/telaten dan senang pada pekerjaan. Aktivitas pertama dimulai pada pagi hari, membersihkan tempat minum terutama yang menggunakan tempat biasa, bukan tempat minum otomatis, dan mengisinya kembali. Pada saat ini memang anak ayam belum banyak minum sehingga bila sudah lebih dari 24 jam sebaiknya diganti dengan air minum baru. Setelah tempat minum, ransum ditambahkan di tempat-tempat yang telah tersedia sambil dibersihkan terlebih dahulu. Pada sistem alas litter, tempat makan berbentuk nampan kecil, ransum bisa menjadi kotor oleh percikan sekam dan kotoran anak ayam itu sendiri. Percikan sekam dan kotoran itulah yang perlu dibersihkan terlebih dahulu, barulah ransum ditambahkan. Pemeliharaan pada waktu pagi harus benar-benar melihat keadaan ransum yang ada di tempat makan itu. Bila masih banyak, tidak perlu ditambahkan. Ini penting diperhatikan untuk menghindari ransum yang akan terbuang. Cara pemberian ransum untuk anak ayam petelur yang terbaik adalah pemberian sedikit demi sedikit.
              Anak ayam yang tiba di peternakan, kemungkinannya ada yang membawa penyakit dari induk atau dari pembibitannya. Karena itu, pada minggu pertama ini pun sudah harus dilakukan usaha pencegahan penyakit. Faktor lain yang penting dalam pemeliharaan anak ayam ini adalah pemanas (pada indukan) harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Pemanas sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Pemanas yang kurang (anak ayam kedinginan) akan memperlemah daya tahan ayam terhadap penyakit. Di sinilah peran petugas jaga ayam untuk selalu memperhatikan sebaran anak ayam. Memang tampaknya remeh, tetapi dapat berakibat fatal untuk anak ayam. Faktor yang berkaitan dengan pemanas dan pencegahan penyakit untuk anak ayam adalah angin atau hembusan angin kencang yang masuk ke dalam kandang anak ayam. Anak ayam ini belum mempunyai bulu penutup tubuhnya sehingga anak ayam ini memerlukan pemanas buatan. Adanya hembusan angin kencang ke dalam kandang akan memperendah temperatur sekitar indukan dan membuat ayam kedinginan. Karena itulah pada dua-tiga minggu pertama, ventilasi kandang harus ditutup (terutama pada malam hari dan pada musim penghujan) dengan tirai plastik. Tirai ini dibuka sedikit demi sedikit setelah anak ayam berumur tiga minggu, karena ventilasi yang baik pada siang hari sangat diperlukan bagi usaha pemeliharaan ayam. Setelah masa awal berakhir maka tiba saatnya ayam memasuki masa remaja atau fase grower. Secara fisik memang tidak ada perubahan yang berarti, ayam masih tetap sama dan ukuran tubuhnya relatif sama. Perubahan yang terlihat hanya dari bulu yang mulai lengkap. Di samping itu kelamin sekunder juga sudah mulai tampak. Walaupun sedemikian belum banyak yang dapat diharapkan dari perubahan yang ada. Ayam masih relatif kecil dan belum dapat berproduksi. Pemeliharaan untuk masa remaja memang tidak jauh berbeda dengan masa awal. Menjelang akhir masa remaja, barulah ada perubahan yang penting dan sudah ada ayam yang mulai bertelur. Ayam selama hidupnya akan mengalami tiga fase pemeliharaan atau tiga masa pemeliharaan, yaitu masa stater (30-66 hari), masa remaja atau grower (60-120 hari), dan masa layer (120 hari sampai afkir).
Selain kegiatan pemberian ransum dan air minum, pengawasan penyakit serta pemeliharaan kebersihan kandang dan sekitarnya merupakan inti dari aktivitas rutin pada pemeliharaan. Semua DOC yang dibeli sudah divaksin Marek dan sudah dipotong paruhnya. Hal ini merupakan bagian dari pelayanan pembibit untuk peternak. Pemberian anti coccy di dalam air minum sebaiknya dilakukan untuk tindakan pencegahan mulai umur 2 hari sampai 5 hari. Pada umur 3 hari atau 4 hari, maka harus divaksin dahulu dengan vaksinasi New Castle Disease (ND) strain B1 melalui tetes mata. Semua vaksin yang dibutuhkan tersebut dijual di toko unggas (poultry shop). Program vaksinasi yang dilakukan adalah vaksinasi ND + Infectious Bronchitis (IB). Vaksinasi ini bertujuan menimbulkan kekebalan ayam terhadap infeksi ND dan IB. Peternak melakukan vaksinasi ini dengan cara tetes mata.
Ayam pada kandang baterai harus diberi perhatian khusus, terutama dalam hal pakan. Pakan yang diberikan adalah konsentrat 30%, jagung 30% dan dedak 40%. Komposisi pakan ini mempunyai titik berat pada jumlah protein yang harus dicapai adalah 17%, bila kurang dari 17% produksi telur akan berkurang. Konsentrat yang digunakan peternak di lokasi penelitian pada umumnya adalah CAL 9 produksi Japfa Comfeed.
Sanitasi kandang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan ayam, seluruh kandang baterai harus disemprot dengan menggunakan desinfektan Penyemprotan dilakukan sebulan sekali dan sebaiknya dilakukan pada siang hari sehingga lebih mudah kering dan kandang tidak lembab. Seperti biasa penyemprotan dilakukan mulai dari langit-langit kandang hingga pada tempat kotoran ayam. Berdasarkan hasil penelitian, semua peternakan skala besar melakukan tata laksana usaha peternakan ayam ras petelur ini sesuai yang seharusnya.
2.1.3. Subsistem agribisnis hilir
              Subsistem agribisnis hilir peternakan ayam ras petelur meliputi subsistem penanganan hasil dan subsistem pemasaran. Dalam suatu sistem agribisnis, nilai tambah komoditi yang paling besar terdapat pada agribisnis hilir di luar budidaya ternak dan sangat potensial dikembangkan.
a)      Subsistem penanganan hasil
                   Telur ayam merupakan produk peternakan yang paling banyak diserap pasar. Kebutuhan masyarakat akan telur setiap tahun mengalami peningkatan. Dalam melaksanakan subsistem penaganan hasil ayam ras petelur yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur konsumsi, tidak terlalu dipermasalahkan oleh peternak di daerah penelitian, karena telur yang dihasilkan setiap hari cukup disimpan di rak telur dengan posisi penyimpanan telur yang benar (bagian yang runcing di bawah) dan disimpan pada suhu yang tidak lembab dapat mempertahankan masa penyimpanan telur sebelum dijual pada pedagang besar yang kemudian menjual telur tersebut kepada konsumen.
b)     Subsistem pemasaran
                   Pemasaran merupakan proses kegiatan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan puncak dari kegiatan ekonomi dalam agribisnis peternakan. Subsistem pemasaran dari agribisnis peternakan ayam ras petelur yakni kegiatan-kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas peternakan berupa telur segar. Peternak yang telah menghasilkan produk menginginkan telur-telur yang dihasilkannya diterima oleh konsumen. Kegiatan pemasaran yang termasuk di dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditas dari sentral produksi ke sentral konsumsi, informasi pasar, penyimpanan, pengangkutan, penjualan, dan promosi.
                   Informasi pasar yang dikumpulkan bukan hanya perubahan harga telur yang terjadi, melainkan juga jenis dan kualitas produk yang diinginkan konsumen, lokasi penjualan telur yang memberikan peluang lebih baik, serta kebutuhan konsumen terhadap produk telur yang dihasilkan. Manfaat yang diperoleh dari pengumpulan informasi pasar yang dilakukan oleh peternak adalah peternak mengetahui dengan jelas jenis dan kualitas produk yang diinginkan konsumen, mengetahui cara pemasaran yang sebaiknya ditempuh agar volume penjualan telur dapat ditingkatkan, dan peternak dapat mengetahui tindakan-tindakan perbaikan yang akan dilakukan agar pelanggan tetap serta jumlahnya dapat ditingkatkan. Pemasaran telur yang paling penting adalah pihak produsen memiliki kekuatan menentukan harga secara layak. Harga jual telur banyak ditentukan oleh mutu telur. Semakin baik mutu telur yang dihasilkan, semakin tinggi harga penjualan telur yang akan diterima.
                   Saluran pemasaran telur yang biasa dilakukan oleh lembaga pemasaran di Kabupaten Magelang umumnya menggunakan tiga macam saluran, yaitu :           Peternak produsen         pedagang besar           pengecer             konsumen
                   Pola saluran ini biasa dipilih oleh peternakan ayam ras skala besar yang langsung membawa telurnya ke luar Magelang. Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran disribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer, pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
4.        Subsistem jasa penunjang
              Lembaga jasa penunjang agribisnis ayam ras petelur terdiri atas : fungsi pengaturan (Instansi Dinas terkait), fungsi penelitian (Litbang Pertanian dan Perguruan Tinggi), fungsi penyuluhan (Penyuluh Dinas/Penyuluh Swasta), fungsi informasi (Media cetak/Elektronik dan Komunikasi personal), fungsi pengadaan modal usaha (kredit lembaga keuangan/mitra), fungsi pasar, dan lain-lain. Pemerintah berfungsi menentukan berbagai kebijakan untuk mendorong pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur. Peran pemerintah sebagai stimulator, fasilitator, koordinator, stabilisator, dan perlindungan. Namun saat ini pemerintah lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator. Fungsi penelitian dapat dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian dan Perguruan Tinggi mengacu kepada upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas usaha, agar dapat memberikan peningkatan pendapatan para peternak. Penyuluhan agribisnis peternakan ayam ras petelur yang dilakukan oleh Dinas Penyuluhan sekarang ini tidak banyak terlibat dalam aspek teknis produksi, tetapi lebih memusatkan perhatian pada penyuluhan tentang kebijakan pemerintah serta penanggulangan pemecahan permasalahan dalam hubungan sosial peternak dengan masyarakat sekitarnya. Artinya, fungsi penyuluhan yang dilakukan berfungsi sebagai sumber informasi dan saling melengkapi dalam membina dan memajukan usaha peternakan ayam ras petelur.
              Informasi agribisnis ayam ras petelur dapat disampaikan melalui berbagai media cetak dan media elektronik, dapat juga melalui komunikasi personal oleh peternak serta pedagang sarana produksi peternakan. Peternak dan pelaku agribisnis lainnya cenderung untuk memperoleh informasi terpilih sesuai dengan kebutuhan yang dirasakannya. Karena itu diperlukan informasi agribisnis yang tersedia secara mudah, murah serta substansinya akurat sesuai kebutuhan pelaku sistem agribisnis.
B. Lingkungan Faktor Internal Peternakan Ayam Ras Petelur Skala Usaha Besar
              Identifikasi faktor –faktor internal dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang terdapat didalam perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam proses penyusunan strategi. Aspek –aspek internal perusahaan dibagi atas aspek sumber daya manusia, keuangan, dan pemasaran.
·         Sumber Daya Manusia
              Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya menjadi tidak bermakna.  jumlah tenaga kerja pada peternakan ayam petelur cukup banyak, dengan tingkat pendidikan bervariasi dari Sekolah Dasar (SD) sampai S1 (Strata 1)
·         Keuangan
              Berdasarkan data yang di peroleh bahwa sumber keuangan peternakan  rata-rata dari modal sendiri dan belum memanfaatkan pinjaman modal dari bank, meskipun ada tawaran dari beberapa bank tetapi pemilik masih menolak, kedepannya kemungkinan pemilik peternakan skala besar ini mempertimbangkan untuk bisa menerima tawaran pinjaman dana dari bank untuk keperluan pengembangan usahanya guna meningkatkan produksi dan memperluas pangsa pasarnya.
·         Pemasaran
              Hasil  menunjukkan bahwa peternakan ayam petelur memiliki pangsa pasar yang cukup luas, bukan hanya dalam daerah kabupaten tetapi juga sampai ke Kabupaten lain.
              Walaupun memiliki modal besar tetapi dalam mendukung proses pemasaran hasil produksinya, peternakan tidak melakukan promosi secara agresif, promosi guna menambah pangsa pasarnya sejauh ini belum dilakukan, terbatas dalam promosi dengan senantiasa menjaga hubungan baik dengan mitra pemasaran yang sudah ada. Hal ini sesuai bahwa sifat produk peternakan yang cepat rusak sehingga timbulnya praktek pemasaran khusus, sifat komoditi tersebut menyebabkan sedikitnya iklan dan kegiatan promosi.
C. Identivikasi Faktor Eksternal Peternakan Ayam Ras Petelur Skala Besar dan Skala Kecil
              Identifikasi faktor – faktor eksternal dilakukan dengan mengamati faktor-faktor yang terdapat diluar perusahaan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan peternakan petelur ayam ras dalam proses penyusunan strategi.
·         Pemerintahan & politik
              Selain biaya produksi riil daya saing suatu komoditas juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah. Hal ini disebabkan untuk mencapai perekonomian yang kompetitif sempurna, dimana alokasi sumberdaya optimal dan produksi barang dan jasa maksimum, dalam kenyataannya sulit terwujud. Dalam prakteknya, perekonomian seringkali mengalami distorsi struktur pasar (monopoli atau oligopoli), distorsi karena faktor kebijakan pemerintah, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Kebijaksanaan pemerintah di bidang perunggasan menuju ke arah berjalannya mekanisme pasar.
              Pemerintah Daerah  dengan salah satu visinya yaitu mewujudkan usaha berbasis Agribisnis sebagai pusat pengembangan agribisnis, dalam mewujudkan visi tersebut salah satunya dengan menjadikan sektor peternakan sebagai sektor unggulan Kabupaten  sehingga kebijakan yang dibuat mendukung pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur baik itu skala kecil maupun skala besar. Dukungan pemerintah terhadap usaha peternakan ayam ras yang mempunyai andil besar dalam pemenuhan protein hewani masyarakat dan usaha peternakan dipandang sebagai usaha potensial bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Dukungan pemerintah ini diwujudkan dalam bentuk deregulasi peternakan yang berpihak pada pengembangan usaha peternakan.
·         Ekonomi
              Kondisi ekonomi makro Indonesia yang mulai membaik. Akan memberikan harapan bagi kepastian usaha dan investasi dalam usaha peternakan khususnya peternakan ayam ras petelur. (Adianto, 2011). Harga telur yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat menyebabkan permintaan pasar pada telur senantiasa tinggi. Demikian juga untuk telur produksi peternakan ayam ras baik skala kecil maupun skala besar di Kabupaten Magelang  yang juga memiliki permintaan cukup tinggi.
·         Sosial Budaya
              Telur sebagai sumber protein dengan segmentasi pasar seluruh lapisan masyarakat dan ada kecendrungan dari waktu ke waktu permintaan telur selalu meningkat karena adanya kebiasaan masyarakat kita yang gemar makan telur, bahkan setiap ada perayaan hari besar selalu menghadirkan telur sebagai menu lauk dalam hidangan mereka. Sikap masyarakat ini tentunya berimplikasi positif pada perkembangan peternakan ayam ras petelur baik skala besar maupun skala kecil. Kecenderungan selera masyarakat yang semakin menyukai telur ayam ras dari lapisan perkotaan hingga masyarakat pedesaan. Meskipun permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya, karena adanya budaya dalam masyarakat kita menjadikan telur sebagai lauk wajib setiap acara. Kecendrungan ini merupakan peluang pasar buat peternakan ayam ras petelur baik untuk skala besar maupun untuk skala kecil.
D. Identifikasi kekuatan dan Kelemahan, serta Peluang dan Ancaman Peternakan Ayam Ras Skala Besar
              Faktor – faktor yang digunakan untuk mengindentifikasi, kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan berasal dari identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal yang telah digunakan diatas. Hasil identifikasi ini kemudian digunakan untuk menyusun matriks IFE dan EFE.
a) Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Peternakan Ayam Ras  
              Identifikasi Faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang diperoleh diskusi dengan beberapa peternakan skala besar di Kabupaten Magelang.
 ADAPUN KEKUATAN
a)      SDM yang terampil, disiplin dan ulet
b)      Sistem agribisnis peternakan yang cukup baik
c)      Sanitasi yang baik
d)     Teknologi budidaya ayam ras yang mudah dikuasai
e)      Populasi ternak banyak
f)       Modal cukup besar
g)      Memiliki mobil operasional
h)      Sumber daya lahan yang luas dan jauh dari pemukiman9)      Sistem pemasaran (jalur distribusi) yang jelas sampai luar daerah
ADAPUN KELEMAHAN

a)      Tidak aktif dalam kelompok peternakan yang ada
b)      Kualitas telur lebih rendah daripada kualitas telur dari Jawa Timur
c)      Masih menggunakan modal pribadi
d)     Produk mudah pecah & cepat rusak
e)      Harga input produksi tinggi dan harga output produksi rendah
b)Identifikasi Peluang dan Ancaman Peternakan Ayam Ras
              Sejumlah peluang dan ancaman yang dihadapi oleh peternakan skala besar yang dihasilkan dari diskusi dengan peternakan skala besar disajikan berikut ;
ADAPUN PELUANG
1)      Permintaan telur yang tinggi
2)      Kepercayaan dari pihak Bank
3)      Infrastruktur jalan yang baik
4)      Dukungan pemerintah karena peternakan merupakan sektor unggulan Kabupaten Sidrap
5)      Pangsa pasar untuk luar Sulawesi yang prospektif
6)      Kondisi ekonomi masyarakat yang semakin baik
ADAPUN ANCAMAN
1)      Flu burung
2)      Cuaca yang tidak menentu sehingga ada resiko ketidakpastian produksi
3)      Mahalnya harga bibit dan pakan ternak
4)      Banyaknya pesain ditambah ancaman perdagangan bebas
5)      Keamanan lingkungan
c)Tahap Masukan skala Besar dan kecil
Matriks Evaluasi Faktor Internal
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor internal, selanjutnya dilakukan pembobotan untuk melihat derajat kepentingan atau pengaruh dari masing-masing faktor tersebut terhadap peternakan skala besar serta pemberian rating untuk mengetahui kemampuan perusahaan menjalankan usahanya. Hasil perhitungan matriks IFE untuk peternakan ayam ras yang menjadi faktor kekuatan utama bagi peternakan skala besar adalah :
1.      SDM yang terampil, disiplin dan ulet
2.      Populasi ternak banyak
3.      Memiliki mobil operasional
Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan bagi usaha peternakan ayam ras adalah :
1.    Tidak melakukan promosi
2.    Kualitas telur yang lebih rendah dibandingkan kualitas telur dari luar
3.    Harga input produksi (pakan) yang lebih tinggi dari pada harga output produksi (telur).
Dilakukan pembobotan untuk melihat atau menunjukkan posisi internal peternakan ayam ras kuat dimana perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada. Selanjutnya, setiap faktor internal dan eksternal ini dilakukan pembobotan dalam forum FGD dengan melibatkan pakar yang dianggap representative dalam memberikan informasi mengenai peternakan ayam ras tersebut.
– Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Usaha perternakan ayam ras memiliki strategi-strategi dalam memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang dihadapi.
Beberapa faktor eksternal yang menjadi peluang terpenting dan berpengaruh terhadap peternakan ayam ras skala besar yaitu :
a.    Permintaan telur yang tinggi
b.    Kepercayaan dari pihak Bank
c.    Pangsa pasar di luar Sulawesi yang prospektif
Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman yang paling berpengaruh terhadap peternakan ayam ras skala besar yaitu :
1.    Flu burung
2.    Mahalnya bibit dan pakan ternak
3.    Banyaknya pesaing ditambah ancaman perdagangan bebas
E. Strategi Pemasaran Peternakan Ayam Ras Petelur Skala Besar

              Setelah proses pengumpulan informasi eksternal dan internal yang dimasukkan dalam matriks EFE dan IFE dilakukan, informasi-informasi ini akan menjadi informasi input untuk perumusan strategi yang dapat diwujudkan dalam bentuk matriks-matriks seperti matriks I-E dan matriks SWOT. Dalam tahap perumusan strategi ini, perencana strategi melakukan perpaduan antara sumberdaya dan keterampilan internal dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh peternakan ayam ras baik skala besar maupun skala kecil secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
  1. Biaya input produksi berupa harga pakan, bibit dan obat-obatan yang mahal sementara harga jual telur itu sendiri rendah, maka dapat diimbangi dengan sistem produksi yang sangat efisien. Dukungan pemerintah diperlukan dalam mebuat kebijakan yang memihak industri ayam ras petelur, terlebih untuk peternakan ayam ras skala kecil sebaiknya diberikan pembebasan PPN.
  2. Diperlukan perencanaan usaha dengan pertimbangan faktor waktu mengingat sifat telur yang mudah rusak termasuk dibutuhkannya teknologi penyimpanan.
  3. Diperlukan kerjasama antara peternakan ayam ras petelur skala besar dan skala kecil untuk bersama-sama maju dan berkembang misalnya untuk memenuhi tingginya permintaan telur yang tinggi yang kadang tidak mampu dipenuhi oleh peternakan skala besar maka dapat menggandeng peternakan skala kecil untuk membantu memenuhi permintaan itu.
  4. Lebih membangun sistem agribisnis peternakan yang secara terintegrasi dari hulu sampai hilir dan membangun jaringan distribusi yang mantap serta meningkatkan kualitas telur untuk menghadapi persaingan dengan peternak dari luar dan pedangan yang sama
  5. Untuk peternakan ayam ras skala kecil dengan dukungan pemerintah untuk dapat lebih mudah mendapatkan bantuan kredit dari Bank guna mengembangkan usahanya dan menambah jumlah produksi telurnya mengingat tingginya permintaan telur.
              Secara jelas, strategi yang tepat untuk peternakan ayam ras skala besar dan skala kecil dengan menggunakan Matriks I-E dapat dijelaskan sebagai berikut :
              Matriks I-E (Internal – Eksternal)
Matriks I-E digunakan untuk melihat strategi mana yang tepat untuk diterapkan oleh peternakan ayam ras skala besar. Matriks I-E melibatkan divisi dalam perusahaan, dalam hal ini peternakan ayam ras skala besar ke dalam diagram skematis, sehingga disebut matriks portofolio (David, 2001).
              Matrik ini menggambarkan bahwa peternakan ayam ras skala besar berada pada kondisi internal dan eksternal rata-rata dan harus menerapkan strategi pertahankan dan pelihara artinya peternakan ayam ras skala besar harus menjaga dan mempertahankan posisi yang berada dalam kondisi yang cukup baik serta melakukan perbaikan-perbaikan pada faktor-faktor internal yang menjadi kapabilitas peternakan ayam ras skala besar agar memiliki keunggulan kompetitif dalam pengembangan pemasaran telurnya. , maka tipe strategi utama yang dapat diterapkan adalah strategi intensif, bentuk strategi adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Penetrasi pasar atau pertumbuhan terkonsentrasi dapat dilakukan dengan :
1.      Menambah tingkat penggunaan pelanggan lama, melalui : menambah jumlah pembelian, mengiklankan penggunaan lain dan memberi insentif harga untuk penggunaan lebih banyak.
2.      Memikat pelanggan pesaing, melalui : mempertajam diferensiasi merk, meningkatkan usaha promosi, dan menurunkan harga
3.      Memikat bukan pengguna untuk membeli produk, melalui : merangsang keinginan mencoba melalui produk contoh (sampling), insentif harga dan atau sebagainya, menaikkan atau menurunkan harga, dan mengiklankan penggunaan baru.
4.      Strategi selanjutnya adalah dengan memikat atau menarik pelanggan pesaing dengan memberikan potongan harga dan kemudahan lain jika pelanggan pesaing tersebut beralih membeli telur dari kecamatan bermani ulu raya. Misalnya, dengan memberikan beberapa kelebihan yang tidak diberikan oleh pesaing misalnya harga yang lebih murah dan meyakinkan pelanggan bahwa kualitas telurnya lebih bagus. Terakhir adalah merangsang pembeli baru yang bukan pengguna untuk membeli telur dari kecamatan ini, misalnya dengan mengadakan pasar murah, pasar malam atau sejenisnya guna menarik pelanggan baru.
Alternatif strategi kedua dari strategi intensif adalah pengembangan pasar yaitu penggunaan produk atau jasa yang telah ada ke wilayah geografi yang baru . Situasi atau kondisi yang tepat adalah sebagai berikut :
1.      Bila saluran distribusi baru tersedia dan dapat diandalkan, tidak mahal, dan bermutu tinggi.
2.      Bila suatu organisasi amat sukses dalam usahanya
3.      Bila ada pasar baru yang belum jenuh dan belum digarap.
4.      Bila suatu organisasi mempunyai modal dan SDM yang diperlukan untuk mengelolah perluasan operasi.
5.      Bila suatu organisasi mempunyai kelebihan kapasitas produksi.
6.      Strategi pengembangan pasar yang dapat dilakukan yakni dengan menambah daerah pasar sasaran. untuk itu perlu ada langkah-langkah yang dilakukan guna mempertahankan pasar di wilayah ini. Perlu dilakukan ekspansi pasar, misalnya dengan menembus daerah lain, misalnya daerah Luar kabupaten dan propinsi. Strategi pengembangan produk berkaitan erat dengan pencitraan produk. Agak sulit bagi peternakan ayam ras untuk melakukan pengembangan produk dalam bentuk lain, karena peternakan ayam ras  ini masih focus pada produk telur utuh dimana pasar luar  masih cukup prospektif. Selain itu yang harus dipertahankan adalah adanya perlakuan sebelum dilakukan pemasaran yaitu dengan seleksi, standarisasi atau grading. Sehingga didapatkan telur dengan kualitas tinggi. Penggunaan merk yang selama ini tidak dilakukan sebaiknya diberikan merk untuk membangun citra produk dan memudahkan pelanggan mengingat telur yang ada



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
              Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa posisi peternakan ayam ras Petelur dari hasil pembobotan dan rating analisis faktor eksternal dan internal yaitu dengan total bobot Internal Factor Evaluation (IFE) , strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangann pasar dan pengembangan produk) karena peternakan ayam ras skala besar berada dalam: Pertahankan dan Pelihara.
              Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka saran dalam penelitian ini adalah peternakan ayam ras petelur perlu melakukan langkah-langkah guna mempertahankan pasarnya. Selain itu, ekspansi pasar dapat dilakukan dengan menembus pasar daerah lain, misalnya daerah yang berada di kabupaten yang lain atau propinsi lain. Kerja sama yang sempat terputus dengan beberapa restoran, hotel dan rumah sakit di Magelang sebaiknya dilakukan pembicaraan ulang guna menjalin kembali kerja sama itu.















DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta
Dafid. Fred. R. 2001. Manajemen Strategik prenhallindo. Jakarta.
Direktorat Jenderal Peternakan. 1994. Pembangunan Jangka Panjang Kedua Peternakan. Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Kotler, P. 1991. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlangga, Jakarta

_____ ,2004, Marketing, 6 th ed. Franchs Forest, NSW : Person Education Australia.


sumber : Tugas Laporan Analisis Peluang Pasar STPP Magelang 2016/2017
Mata kuliah : Analisis Peluang Pasar
Dosen Pengampu : Nur Prabewi,S.Pt.MP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar