Minggu, 26 Agustus 2018

Kelompok 4 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian


Anda Butuh Informasi Mengenai Pertanian dan Peternakan Yang Lebih Lanjut?????
Bisa Hubungi Kami:

Dwi Nuryati : 085643240865

Cludia Agatha: 081585996938

Rahmawanti Anggun Safira N:085369012003

Minda Ningsih: 089694348259

Mega Ayu: 085799083319

Nurul Aulia: 085701248852

Wiyono: 082135396015

Agus: 08812966890

Doni Prwanto: 085707502036


PEMBUATAN SILASE JERAMI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI


            Silase adalah pakan yang telah diawetkan dan di proses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian dengan jumlah kadar/kandungan air pada tingkat tertentu kemudian dimasukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara atau silo, selama kurang lebih tiga minggu. Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk mengawetkan dan mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk dimanfaatkan pada masa mendatang.
            Bagaimana cara membuat silase jerami ?
Alat
-          Timbangan
-          Drum/silo
-          Parang/sabit
-          Ember
-          Kantong plastik
-          Tali raffiah
Bahan :
-          Jerami padi 30 kg
-          EM4 20 ml (2 tutup botol)
-          Bekatul 3 kg (10% dari 30 kg jerami)
-          Molasses 500 ml
-          Air secukupnya.

Cara Pembuatan
      1.      Menimbang semua bahan yaitu jerami padi sebanyak 30 kg, bekatul 3 kg, dan     menakar molasses sebanyak 500 ml dan EM-4 sebanyak 20 ml. 
2.      Menghamparkan jerami di atas lantai yang bersih. 
3.      Mencampur EM-4 dan molasses, kemudian memercikkan pada jerami secara merata.  
4.      Menaburkan bekatul pada jerami secara merata.  
5.      Menambahkan air jika tingkat kebasahan campuran kurang dan belum merata.  
6.      Mengaduk/mencampur semua bahan secara merata dengan membolak-balikkan jerami.  
7.      Memasukkan hasil campuran kedalam drum (silo) sedikit demi sedikit, sambil di padatkan (di injak-injak), agar udara yang ada dalam drum dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. 
8.      Setelah semua bahan campuran di masukkan, maka silo di tutup dengan katup serapat mungkin, agar tidak ada udara yang masuk dan proses ensilase (pembuatan silase) secara an-aerob berjalan dengan baik.

Silase dapat berkualitas baik apabila proses pembuatan dilakukan secara tepat dan benar. Ciri-ciri silase yang baik adalah : berbau harum agak kemanis-manisan, tidak berjamur, tidak menggumpal, berwarna kehijau-hijauan, pH berkisar antara 4 sampai 4,5.

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI  URINE SAPI



Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pupuk cair merupakan salah satu jenis proses fermentasi. Salah satu bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik cair adalah urine sapi. Pemanfaatan urine sapi sebagai pupuk organik cair harus melewati tahapan fermentasi terlebih dahulu, dicampur dengan beberapa bahan lain untuk mendapatkan manfaat yang lebih.
Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Bahan :
·         Urine sapi 20 liter
·         Tetes tebu sebanyak 1 liter
·         Air bekas rendaman kedelai sebanyak 250 ml
·         Empon-empon seperti kunyit, jahe, lengkuas atau kencur (pilih salah satu) sebanyak 1 kg
·         Air 1 liter
·         Em4
       Cara membuat : 
1.      Empon-empon ditumbuk sampai halus, lalu rebus dengan 4 liter air sampai mendidih.
2.      Diamkan empon-emponan yang sudah mendidih sampai dingin, lalu campur dengan urine sapi, tetes tebu, air rendaman kedelai dan tambahkan EM4.
3.      Masukan semua bahan yang telah tercampur kedalam wadah tertutup atau bias mengguanakan jerigen. Lalu tutup rapat dan diamkan selama 3 minggu.
4.      Pada proses fermentasi ini, buka tutup wadah sehari sekali untuk membuang gas yang dihasilkan didalam wadah.
5.      Setelah 3 minggu, pupuk organic cair hasil fermentasi siap digunakan . saring terlebih dahulu jika ingin menggunakannya dengan alat semprot tanaman.

Pupuk cair bisa diberikan kepada tanaman maupun media tanam (tanah). Akan tetapi akan lebih efektif jika disemprotkan langsung ke daun, terutama permukaan bawahnya. Cara ini lebih efektif karena bagian permukaan bawah daun dapat menyerap nutrisi dengan cepat dan efektif. Karenanya, aplikasi langsung ke daun akan memberikan efek kesuburan lebih cepat terlihat dibanding disemprotkan ke bagian lain dari tanaman. Tidak hanya itu, pemberian kompos cair sebagai pupuk pada tanaman, juga lebih efisien. Sebab jumlah (volume) yang diberikan cukup kecil. 
Vaksinasi Pada Ayam Buras


Vaksin diartikan sebagai cara memasukkan sebuah bakteri atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh ayam. Vaksin bekerja sebagai rangsangan antibodi pada tubuh ayam agar penyakit yang dibasmi, sesuai dengan vaksin yang diberikan pada ayam tersebut. Pemberian vaksin perlu dilakukan pada waktu dan kondisi yang tepat agar vaksinasi tidak membawa dampak yang buruk bagi ayam. Memberikan vaksin pada unggas merupakan suatu hal wajib yang harus dilakukan. Sebelum memberikan vaksin, peternak perlu perhatikan beberapa hal berikut :
1.      Ayam yang divaksin harus dalam kondisi sehat
2.      Pelaksanaan vaksinasi diusahakan pada waktu pagi atau sore hari agar suhu disekitar tidak panas.
3.      Pada saat vaksinasi, diusahakan vaksin tidak sampai tercecer karena bisa mengakibatkan vaksin perkembangan bibit penyakit baru
4.      Bila vaksinasi dilakukan melalui media air minum maka ayam perlu dipuasakan selama 2 jam. Air yang digunakan sebagai pelarut bukan berasal dari air PAM yang mengandung kaporit, namun diusahakan berasal dari air sumur.
5.      Bila ada vaksin yang telah digunakan lebih dari 4 jam sebaiknya dibuang, karena sudah tidak layak digunakan.
6.      Vaksin tidak boleh terkena sinar matahari langsung
7.      Vaksinasi perlu dilakukan secara rutin dan terjadwal
8.      Dosis diberikan dengan tepat
9.      Simpan vaksin di lemari es

Ayam kampung yang masa pemeliharaannya cukup singkat yaitu 6-12 minggu, perlu mendapatkan vaksinasi beberapa kali sebelum dipanen, perlu diingat vaksinasi sebaiknya tidak diberikan seminggu sebelum panen, dikhawatirkan akan meningkatkan residu pada daging ayam.
            Vaksinasi bermanfaat sebagai tindakan pertahanan dan perlindungan terbaik terhadap infeksi dan berbagai penyakit serius. 
Pembuatan Pakan Fermentasi



Pakan fermentasi adalah pakan ternak hasil dari proses pemecahan senyawa organic yang dibantu oleh mikroorganisme diubah menjadi senyawa sederhana. Fermentasi pakan ternak bisa dijadikan salah satu alternatif menghadapi keterbatasan HMT, dan mudahnya bahan baku seperti limbah pertanian berupa jerami padi, kulit kopi, batang pisang, dedak, dll.
Dedak merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat mudah ditemui, dedak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk pembuatan pakan fermentasi. Berikut cara pembuatan pakan fermentasi yang sedang gencar disosialisasikan di Desa Panggisari :
Bahan : Rumput / hijauan, dedaunan, jerami, dedak , buah nanas / buah papaya yang sudah masak
Alat : Stoples, sendok, pengaduk kayu, kantong plastik besar diameter 15 cm, timbangan
Cara pembuatan :
1.      Membuat starter :
kg gula merah, 1 kg buah papaya / nanas. Haluskan gula jawa, potong papaya/nanas menjadi bagian kecil-kecil, campurkan buah papaya dan gula jawa ke dalam stoples dan aduk hingga rata, tutup dan diamkan selama 7 hari
2.      Pembuatan pakan fermentasi :
a.       1 liter air ditambah dengan 1 sendok larutan starter
b.      Ambil larutan starter yang telah ditambahkan air dan campurkan dengan 1 kg dedak padi, kemudian masukkan ke dalam plastik dan tutup rapat simpan selama 4 hari
c.       Dedak yang telah di fermentasi selama  hari, dicampurkan dengan hijauan yang telah dipotong kecil-kecil sebanyak 7 kg, kemudian masukkan ke dalam plastik dan tutup rapat simpan selama 7 hari
d.      Hijauan yang telah di fermentasi selama 7 hari, siap diberikan kepada ternak kambing/ sapi dengan dosis pemberian 10% dari bobot badan ternak
Dengan adanya pakan fermentasi diharapkan mampu mengatasi keterbatasan HMT karena pakan fermentasi mampu disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa mengurangi jumlah nutrisinya, dibandingkan dengan hijauan tanpa perlakuan khusus. Selain itu, daya cerna ternakpun lebih baik dan juga lebih menghemat tenaga kerja.


Sumber : Pengalaman Penyuluh (Badrun, A.Md), 2018
Penyakit Scabies dengan Ramuan Daun Gamal pada Ternak Kambing



Rendahnya tingkat pengetahuan peternak dalam mengendalikan penyakit scabies pada ternak kambing yaitu masih sekitar 10% akan berimbas pada jalannya usaha ternak di Desa Jlumpang. Scabies merupakan penyakit menular pada kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei dan Psoroptes ovis. Penyakit scabies ditandai dengan radang kulit disertai keropeng, rontoknya bulu pada daerah yang terserang penyakit turunnya nafsu makan ternak kambing. 
Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan secara alami menggunakan ramuan daun gamal dengan ekstrak minyak sawit. Daun ini mempunyai bahan aktif kumarin insektisida, rodentisida dan bakterisida. Daun gamal dianjurkan berumur 6 bulan sehingga mengandung kumarin yang tinggi. Pengobatan dilakukan secara oles dua kali pada jarak waktu satu minggu. Selain itu penyakit scabies dapat dihindari dengan menjaga kebersihan kandang, suhu dan kelembaban, pola pemandian kambing, isolasi, serta kebutuhan pakan yang terpenuhi.
Diharapkan materi pengobatan penyakit scabies dengan ramuan daun gamal dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak menjadi 15% sehingga mengurangi angka kesakitan ternak kambing.

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. 2015. Cara Sederhana dan Efektif Pengobatan Pengobatan Scabies Dengan Ramuan Daun Gamal.

Pemanfaatan Jerami Padi Menjadi Amofer Sebagai Pakan Ternak Sapi